Bagaimana Kamu Menyakiti?
Waktu berlalu begitu sangat cepat, tidak terasa 5 tahun berlalu telah bersama.
Kamu adalah orang yang telah menjadi bagian terbaik dalam hidup ini, akan tetapi semua itu berubah, setelah kamu berubah menjadi orang yang benar - benar sangat membenciku.
Entah apa yang menjadi kesalahanku sehingga kamu begitu membenci, kebencian yang kamu berikan seakan aku adalah orang paling bersalah dalam hubungan ini. Kamu dulu hangat bagaikan mentari pagi, kini berubah menjadi dingin bagaikan salju aku bahkan tidak melihat sehelai cinta di matamu, yang kulihat hanyalah kebencian yang kau berikan.
Aku menjadi seperti orang asing, yang sudah tidak diharapkan lagi , tajamnya pisau yang kau tancapkan seakan mencabik setiap irisan nadi hingga tak mampu berhenti mengalirkan darah.
Entah dimana mentari pagi yang pernah kutemui itu, aku bagaikan sedang berjalan dalam gelapnya rimbunan hutan tanpa arah, sementara kau terasa berbahagia atas luka yang baru saja kau gores, kau menarikan kebahagiaan diatas perihnya luka yang belum kau sembuhkan, sesaat saja luka itu hampir semua kau kembali menggores luka itu, kau bagaikan psikopat yang tidak memiliki perasaan sama sekali, yang kau pikirkan adalah kesenanganmu , asal kau bahagia kau akan melupakan siapa yang membuat kau bahagia.
Kau pergi melupakan tanggung jawab besar, yang kau buat memberikan beban batin yang tidak bermoral, sontak saja aku menjadi kebingungan harus memulai darimana, langkah semakin berat, sayap kiri yang seharusnya menopang menjadi patah, aku belajar terbang dengan satu sayap, berat yang aku pikul di punggung takkan mampu kau rasakan.
Semoga kelak, kau menemukan yang lebih dariku, asalkan kau tetap menjadi bagian sayap yang tidak kau patahkan lagi.
Terimakasih atas luka yang selalu kau gores tanpa perlu kau obati biarkan ku sembuh dengan waktu dan kesabaran.
Comments
Post a Comment